Rabu, 26 Oktober 2016

Meister Think : Men




It is not tittles that honor men, but men that honor tittles”
--Niccolo Machiavelli--

Hari ini Meister akan membicarakan soal lelaki. Seorang laki itu dilambangkan oleh harga diri. Meister selama ini mencari kata yang tepat untuk mendiskripsikan lelaki. Kalian pernah lihat, orang yang selalu membuat masalah tetapi mempunyai banyak pengikut? Atau lelaki yang baik hampir tidak pernah didengarkan perkataanya? Atau lebih parah lagi, orang yang memang benar benar tidak mempunyai bakat ataupun keahlian, tetapi dia di ikuti oleh beribu orang?


Kalian pasti menyebut ini keberanian. Awalnya Meister berpikir menjadi seorang lelaki adalah menjadi seorang pemberani, berani mengambil tindakan, berani dalam melakukan hal, Melihat seorang ulama dan petinggi negeri yang memberikan ceramah tentang politik Indonesia dan keagamaan membuat Meister yakin, ya, menjadi lelaki adalah menjadi seorang pemberani. Sampai akhirnya Meister melihat suatu hal, dia tidak berani, dia tidak selalu mengambil tindakan dan hanya berpikir, tetapi dia di ikuti oleh beribu ribu orang. Melihat keamanan tindakan yang mereka lakukan membuat Meister tidak yakin, Kalian pernah melihat dia yang hanya duduk di rumah dan menjadi acuan oleh masyarakat sekitar? Bukankah mereka juga menjadi sosok yang berpengaruh dalam masyarakat, mereka tidak mengambil tindakan bodoh , berdiri dan memberikan suatu pernytaan didepan. Dia hanya berkata, “ini sebaiknya ditinggalkan, ini sebaiknya diikuti.”

Maka Meister tidak percaya, Lelaki dilambangkan sebagai Keberanian.

Setelah itu Meister melihat berita berita yang terjadi, ah Lelaki digerakan oleh Kerakusan (Greedy), mereka tidak terlalu peduli dengan orang lain dan hanya mementingkan keutamaan diri sendiri. Mereka mempunyai mimpi dan keinginan untuk menakhlukan. Mereka termakan apa yang baik dan buruk menurut mereka masing masing dan berkata, “Ini hak milikku”. Kali ini meister yakin, Laki dilambangkan oleh ambisi. 

“Men is the only creature who refuses to be what he is”
--Albert Camus--

Lalu Meister melihat, Seorang lelaki yang dipilih menjadi pemimpin dan seorang pengikut yang mendengarkan. Jika memang benar lelaki adalah orang yang hanya mengikuti keinginan sendiri, apa mungkin mereka mau mengikuti dan tunduk kepada orang lain dan menjadi budaknya.

Tidak, Meister tidak yakin kalau Lelaki dilambangkan oleh ambisi.

Di suatu rapat Meister bertanya kepada semua bawahan Meister. 

“Apa yang membuat kalian mengikuti sebuah pemimpin?”

Jujur, baik, tanggung jawab, mengutamkan kelompok, dan tidak egois.

itu semua sifat manusia, piker Meister. “Apa kalian mempunyai pemimpin yang seperti itu?”

“ngga,” kata salah satu bawahan Meister. “Pemimpin kami tidak baik, selalu membuat kerusuhan dan tidak bisa dipercaya.”

“Lalu kenapa kalian mau mengikutinya?”

“Dia menjaga janjinya.” Meister terdiam dan tersenyum.

1 komentar: