“It is not tittles
that honor men, but men that honor tittles”
--Niccolo
Machiavelli--
Hari ini
Meister akan membicarakan soal lelaki. Seorang laki itu dilambangkan oleh harga
diri. Meister selama ini mencari kata yang tepat untuk mendiskripsikan lelaki.
Kalian pernah lihat, orang yang selalu membuat masalah tetapi mempunyai banyak
pengikut? Atau lelaki yang baik hampir tidak pernah didengarkan perkataanya? Atau
lebih parah lagi, orang yang memang benar benar tidak mempunyai bakat ataupun
keahlian, tetapi dia di ikuti oleh beribu orang?
Kalian pasti
menyebut ini keberanian. Awalnya Meister berpikir menjadi seorang lelaki adalah
menjadi seorang pemberani, berani mengambil tindakan, berani dalam melakukan
hal, Melihat seorang ulama dan petinggi negeri yang memberikan ceramah tentang
politik Indonesia dan keagamaan membuat Meister yakin, ya, menjadi lelaki
adalah menjadi seorang pemberani. Sampai akhirnya Meister melihat suatu hal,
dia tidak berani, dia tidak selalu mengambil tindakan dan hanya berpikir,
tetapi dia di ikuti oleh beribu ribu orang. Melihat keamanan tindakan yang
mereka lakukan membuat Meister tidak yakin, Kalian pernah melihat dia yang
hanya duduk di rumah dan menjadi acuan oleh masyarakat sekitar? Bukankah mereka
juga menjadi sosok yang berpengaruh dalam masyarakat, mereka tidak mengambil
tindakan bodoh , berdiri dan memberikan suatu pernytaan didepan. Dia hanya
berkata, “ini sebaiknya ditinggalkan, ini sebaiknya diikuti.”
Maka Meister
tidak percaya, Lelaki dilambangkan sebagai Keberanian.
Setelah itu
Meister melihat berita berita yang terjadi, ah Lelaki digerakan oleh Kerakusan (Greedy),
mereka tidak terlalu peduli dengan orang lain dan hanya mementingkan
keutamaan diri sendiri. Mereka mempunyai mimpi dan keinginan untuk menakhlukan.
Mereka termakan apa yang baik dan buruk menurut mereka masing masing dan
berkata, “Ini hak milikku”. Kali ini meister yakin, Laki dilambangkan
oleh ambisi.
“Men
is the only creature who refuses to be what he is”
--Albert
Camus--
Lalu Meister
melihat, Seorang lelaki yang dipilih menjadi pemimpin dan seorang pengikut yang
mendengarkan. Jika memang benar lelaki adalah orang yang hanya mengikuti
keinginan sendiri, apa mungkin mereka mau mengikuti dan tunduk kepada orang
lain dan menjadi budaknya.
Tidak, Meister
tidak yakin kalau Lelaki dilambangkan oleh ambisi.
Di suatu rapat
Meister bertanya kepada semua bawahan Meister.
“Apa yang
membuat kalian mengikuti sebuah pemimpin?”
Jujur, baik,
tanggung jawab, mengutamkan kelompok, dan tidak egois.
itu semua
sifat manusia, piker Meister. “Apa kalian mempunyai pemimpin yang seperti
itu?”
“ngga,” kata
salah satu bawahan Meister. “Pemimpin kami tidak baik, selalu membuat
kerusuhan dan tidak bisa dipercaya.”
“Lalu
kenapa kalian mau mengikutinya?”
“Dia
menjaga janjinya.” Meister terdiam dan tersenyum.
terimakasih infonya
BalasHapusberkunjung ya >>>
altar hati perempuan
terimakasih